Thursday, December 17, 2009

Menikah vs Mencintai


Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.

Rangkaian kalimat tersebut sepakat kami buat untuk dituliskan di kertas undangan ketika kami menikah nanti. Dan Puji Tuhan, rencana yang sudah kami susun jauh-jauh hari itu bisa terwujud seperti keinginan. Bisa jadi ungkapan tentang kasih yang diambil dari Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus, dan juga menjadi favorit banyak orang itu, setidaknya juga menjadi spirit bagi kami berdua untuk memulai kehidupan baru bersama-sama dalam sebuah ikatan pernikahan suci.

Berbicara tentang kasih, memang luas sekali jangkauannya. Ada beberapa jenis kasih yang ada di dunia, yaitu agape, philia, storge dan eros. Masing-masing mempunyai arti dan sasaran yang berbeda-beda. Tapi setidaknya, benang merah dari semua itu sama, yaitu kita tidak bisa menuntut balas karena telah memberikan kasih kepada seseorang.

Ketika berusaha untuk memahami tentang esensi dari kasih, maknanya sungguh dalam. Apalagi jika menilik dan mengacu pada ungkapan kasih seperti yang terdapat dalam kutipan nasihat Rasul Paulus tersebut. Kasih itu harus sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, dan lain-lain. Secara manusiawi, menabur kasih dengan syarat yang seperti itu sungguh sebuah perjuangan yang sangat berat.

Saat mengucapkan janji pernikahan di altar, terus terang saya cukup merinding. Betapa tidak. Karena saat itu saya secara sadar, dengan tangan bertumpu di atas Alkitab, mengucapkan sumpah untuk selalu mencintai pasangan saya baik dalam keadaan untung maupun malang, serta menghormatinya sepanjang umur hidup saya. Dan janji itu sifatnya mengikat.

Kehidupan yang berjalan ini diwarnai dengan hal-hal yang dinamis. Hidup bisa sangat bahagia dengan segala sukacitanya, tapi juga tak menutup kemungkinan harus terduduk lesu karena semangat yang jatuh ketika harus berhadapan dengan kenyataan yang seolah tidak menemukan jalan keluarnya. Pendek kata, suka dan duka pasti akan datang silih berganti dalam kehidupan. Demikian juga dalam kehidupan sebuah pernikahan tak lepas dari semua itu.

Dulu sewaktu masih bujang, saya tidak pernah terpikir bagaimana rasanya ketika harus berbagi hidup dengan seseorang. Dalam konteks ini adalah pasangan hidup. Tidak pernah terpikir bagaimana rasanya rutin setiap hari bertemu dengannya, mulai dari bangun tidur hingga berangkat tidur lagi sehingga saya hafal betul ritme hidupnya. Belum lagi ketika harus bertoleransi dengan kebiasaan yang tidak bisa dihilangkan begitu saja, seperti selalu mendengkur kalau tidur, meletakkan segala sesuatu secara sembarangan, teledor, dan lain-lain kebiasaan yang di luar perkiraan, yang tidak pernah kelihatan waktu masih berpacaran.
Lepas dari semua itu, saya memang tidak bisa menuntut pasangan untuk berubah menjadi manusia seperti yang saya inginkan. Alasan yang pertama, karena saya bukan Tuhan. Yang kedua, karena pasangan saya adalah sebuah ciptaan Tuhan yang unik, dan hanya ada satu-satunya di dunia ini. Ketiga, setiap orang diciptakan dengan kelemahan untuk melengkapi kelebihannya, karena didalam kelemahan itulah kuasa Tuhan akan lebih kelihatan nyata.

Ungkapan kasih seperti yang tertera di atas itu, makin nyata dan bermakna, serta berusaha semakin saya terapkan, ketika kami memulai hidup bersama-sama. Saya harus mewujudkan makna itu dalam kehidupan pernikahan kami. Cinta itu tidak egois, tapi semakin mendewasakan. Kini saya tidak lagi hanya memikirkan kepentingan untuk diri sendiri, karena bagaimanapun sekarang saya sudah punya pasangan hidup yang selalu menyertai kehidupan saya dan selalu memberikan semangat untuk melalui kehidupan ini. Love you, kangmas….

No comments: