Wednesday, September 24, 2014

Perjalanan Sebutir Kopi


            Berbicara tentang kopi, membawa memori saya untuk sejenak bernostalgia. Tentang kebun kopi yang dipunyai almarhum kakek saya, Yesaya Akas, yang terletak di Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Walaupun tak luas, tapi kebun kopi itu cukup membawa kenangan. Setidaknya ketika musim tanaman kopi berbunga, yang akan menyeruakkan bau harum yang luar biasa. Rasanya hidung saya masih bisa membaui keharuman itu. Meskipun peristiwa itu sudah terjadi puluhan tahun yang lalu.
            Belum lagi ketika masa panen. Saya dan para sepupu, dengan riangnya membantu pekerja yang memetik kopi. Biji-biji yang matang, dan berwarna merah, menjadi rebutan. Dan namanya saja kanak-kanak. Alih-alih membantu pekerjaan, justru malah menjadi sebuah permainan. Itulah anak-anak. Segala sesuatu bisa menjadi permainan yang menyenangkan.
            Kembali lagi tentang kopi. Senyatanya, saya juga tidak tahu, jenis kopi apa yang ditanam oleh kakek. Entah robusta, arabika atau kopi jawa (kata orang-orang yang bekerja di kebun dulu). Yang jelas, saya hanya tahu, biji kopi itu kemudian dijemur. Ketika sudah kering kulitnya dikupas, sehingga tertinggal bijinya yang berwarna coklat. Biji itu disangrai serta ditumbuk lalu diayak. Dan jadilah bubuk kopi. Itu saja.   
            Kalau mau merunut sejarahnya, perjalanan kopi sendiri sangatlah panjang. Sebetulnya kopi ditemukan secara tak sengaja. Diperkirakan penemuan kopi terjadi di tahun 800 SM. Ada pula literatur yang menyebut 850 SM. Seorang penggembala bernama Khalid dari Abyssinia, mengamati kambing gembalaannya terjaga hingga matahari terbenam, setelah mereka makan buah sejenis buah berri. Ia pun kemudian mencoba memasak dan memakannya. Dari situlah kemudian kebiasaan itu berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika.
            Budidaya kopi sendiri baru berlangsung pertama kalinya di tahun 1000 SM, setelah saudagar dari Arab membawa biji kopi ke Timur Tengah. Tahun 1475 dibuka kedai kopi pertama di dunia, bernama Khiva Han, yang berlokasi di Konstantinopel.
            Perkembangan kopi di Indonesia bermula di tahun 1696, yang dibawa masuk ke Batavia oleh komandan pasukan Belanda Adrian Van Ommen dari Malabar, India. Jenis kopi arabika itu ditanam di kawasan yang sekarang ini Pondok Kopi Jakarta Timur. Namun sayangnya semua tanaman itu mati karena banjir. Tahun 1699 didatangkan lagi, yang kemudian di kembangkan di Priangan.
            Hasil kopi tersebut kemudian menjadi komoditas dagang yang sangat diandalkan oleh VOC. Sebutan Kopi Jawa pun menjadi primadona di arena perdagangan Eropa. Dan Hindia Belanda menjadi perkebunan kopi pertama di luar Arab dan Ethiopia. Sampai pertengahan abad 19, kopi jawa masih menjadi kopi terbaik di dunia. Kopi jawa menjadi barang komersial selama kurang lebih 175 tahun, yang perdagangannya dimonopoli oleh Belanda.
            Karena serangan penyakit karat, banyak tanaman kopi yang mati. Yang bertahan hanyalah yang hidup di dataran tinggi dengan ketinggian di atas 1000 dpl. Untuk menggantikannya Belanda mendatangkan jenis kopi liberika. Tapi jenis ini pun tak tahan penyakit, dan tidak diterima pasar karena rasanya yang terlalu asam.
            Tahun 1900 barulah didatangkan jenis robusta. Kopi ini lebih tahan penyakit, pemeliharaannya jauh lebih mudah dan produksinya jauh lebih tinggi. Jenis robusta pun berkembang lebih cepat hingga mengalahkan arabika. Terutama di daerah yang punya ketinggian dibawah 1000 dpl.
            Sementara itu, sekarang ini ada jenis kopi yang punya harga jual tertinggi di dunia. Yaitu kopi luwak. Yang merupakan subvarietas dari arabika dan robusta. Dan ini diklaim sebagai kopi asli Indonesia. Harga yang mahal itu diapresiasi dari rasanya yang unik.
            Sejatinya kopi luwak merupakan kopi jenis arabika yang telah dimakan oleh binatang luwak,sejenis musang. Biji kopi yang tidak tercerna itu pun dikeluarkan bersama dengan kotoran. Karena lama berada di dalam pencernaan luwak, biji kopi mengalami fermentasi. Inilah yang membikin rasa kopi menjadi unik.
            Terlepas dari rasanya, kopi mempunyai banyak manfaat. Diantaranya mencegah stroke dan penyakit jantung, mencegah kanker dan diabetes, mencegah resiko kanker mulut dan melindungi gigi, mengurangi rasa sakit, dan mengatasi perubahan suasana hati atau depresi.
            Tentunya kopi memberikan manfaat maksimal jika dikonsumsi sesuai dengan ukuran. Dalam sehari tak boleh lebih dari dua cangkir.  Mari kita minum kopi……(***)   
Kopi bersanding pisang goreng. Pasangan yang serasi

No comments: