Thursday, June 21, 2012

Membuat Kartu Pintar Membaca


Bayi bisa diajar membaca? Saya sepertinya setengah tidak percaya. Bagaimana bisa? Semula saya membayangkan kalau mengajar bayi membaca itu sama caranya seperti ketika saya diajari membaca saat kelas satu SD dulu. Yang masih lekat di ingatan adalah kalimat ‘ini budi, ini ibu budi, ini bapak budi, ini kakak budi, ini adik budi’. Kemudian harus mengeja ‘b u dibaca bu, d i dibaca di, jadi budi’. Apakah seperti itu?

Aha ternyata saya salah besar. Ternyata bayi bisa diajari membaca. Dan cara belajarnya sungguh unik. Maka ketika tebersit di pikiran saya untuk mengajari Bram membaca, saya pun mulai berburu info dari internet. Dan hasil yang saya dapatkan sungguh luar biasa. Metode untuk mengajar bayi belajar membaca itu disebut Metode Glenn Doman. Terimakasih kuhaturkan untukmu Mbah Google, yang selalu siap menjawab segala pertanyaan dan rasa penasaranku.

Segala informasi dan petunjuk detail yang saya dapatkan itu pun saya tunjukkan kepada suami. Mas Rudi pun dengan antusiasnya membaca artikel demi artikel itu. Kala malam hari, ketika Bram sudah tidur, kami berdua pun mendiskusikan tentang hal itu, dan bertekad untuk mewujudkannya. Karena untuk program belajar membaca itu, selain perlu persiapan alat-alatnya, juga perlu komitmen tinggi dari kedua orangtua.

Melihat perlengkapan yang diperlukan, kami pun berpikir keras untuk mengakali bagaimana itu bisa dibuat sendiri. Karena kami punya prinsip, apapun yang ada di sekeliling kita, bisa dimanfaatkan. Sehingga untuk mainan Bram pun, tidak harus selalu membeli. Dengan begitu bisa menekan budget pengeluaran.

Akhirnya, setelah mengakal sana sini, perlengkapan untuk belajar membaca itu jadilah. Kami memanfaatkan karton-karton bekas dari susu UHT yang diminum Bram. Kardus itu kita gunakan sebagai papan alas tulisan. Setelah diukur sesuai dengan ketentuan, karton tersebut dipotong-potong. Agar kardus itu awet dan tidak gampang robek, maka seluruh permukaannya dilapisi dengan selotip bening yang berukuran besar. Inilah bentuk laminasi paling primitif. 
Bekas karton susu yang sudah dilaminasi untuk papan alas tulisan

Sementara untuk tulisan, kami lebih memilih untuk mendesainnya dengan program corel draw, agar tulisan lebih konsisten dalam bentuk dan ukuran. Tulisan itu pun dicetak di balik kertas bekas pakai. Kebetulan Mas Rudi saat itu sedang dalam proyek penulisan buku. Sehingga kertas-kertas bekas itu pun banyak menumpuk. Daripada terbuang percuma, sisi kosongnya masih bisa kami manfaatkan. 
Tulisan yang sudah dicetak kemudian ditempelkan diatas kardus dan dirapikan

Setelah tulisan dicetak, barulah kemudian ditempelkan di atas kardus yang sudah dilaminasi tadi. Di setiap sisinya diperkuat dengan selotip berukuran kecil. Kalau nanti akan mengganti kata yang baru, tinggal melepasnya, dan melakukan kembali hal yang sama. Begitulah seterusnya, hingga paling sedikit 200 kata berikutnya. 

Voila...tulisan sudah jadi, program belajar membaca bisa langsung dimulai

Saat semua sudah siap, tinggal menyusun jadwal belajarnya. Untuk program belajarnya Bram ini, kita masih memakai tahapan yang pertama dari metode yang diajarkan Glenn Doman. Saat mulai belajar itu, Bram berusia 17 bulan. Yah, bisa dikatakan sedikit terlambat, tapi masih masuk dalam kategori umur yang efektif. Karena pelajaran membaca itu sudah bisa dimulai ketika umur 6 bulan, atau saat masih bayi kecil sekalipun. (***)
              

No comments: