Friday, September 7, 2007

Tana Toraja


Tana Toraja-Tanah Kerajaan Surga

Pemerintah Kabupaten Tana Toraja menggelar Festival Tana Toraja 2007 selama sebulan penuh, dimulai sejak 1 hingga 31 Agustus . Perayaan kegiatan digelar mulai tingkat lembang (kampung), desa/kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten. Namun puncak perayaan dilangsungkan pada 31 Agustus 2007 akan dipusatkan di Lapangan Komando Daerah Militer (Kodim) Rantepao. Sejumlah kegiatan akan dipertunjukkan, di antaranya pagelaran seni dan budaya, pameran, karnaval, dan aneka upacara adat.



Sekretaris Daerah Kabupaten Tana Toraja YS Dalipang yang juga ketua panitia penyelenggara Festival Tana Toraja 2007 mengatakan, hajatan itu merupakan bagian dari memperingati Hari Jadi Tana Toraja dan Hari Ulang Tahun Emas Ke-50 Kabupaten Tana Toraja. "Festival ini dimaksudkan untuk mengenalkan secara mendalam tentang Tana Toraja dan segala peristiwa bersejarahnya serta guna meningkatkan rasa cinta dan kerinduan untuk membangun dan bangga dengan Tondok atau negeri dan budaya Tana Toraja.”
Bupati Tana Toraja Johannis Amping Situru juga menghimbau agar masyarakat Toraja di mana pun berada maupun mereka yang penasaran ingin mengetahui budaya orang Toraja datang menyaksikan Festival Tana Toraja.
Hal itu juga dimaksudkan agar semboyan bersejarah Misa' Kada Dipotuo Pantan Kada Dipomate bisa tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi kreativitas dan hikmat setiap orang Toraja atau siapa pun yang membanggakan alam dan budaya Toraja.
Perjalanan dari Makassar ke Toraja melewati jalur pesisir sepanjang 130 km mendaki pegunungan. Setelah memasuki Tana Toraja, pengunjung akan disuguhi pemandangan alam yang penuh dengan keagungan. Batu grafit dan batuan lainnya tampak di beberapa tempat, serta birunya pegunungan di kejauhan. Setelah melewati pasar Desa Mebali akan terlihat masyarakat yang sedang beternak domba sehingga pemandangan terlihat kontras dengan padang rumput yang hijau subur, limpahan makanan di tanah tropis yang indah. Ini adalah Tana Toraja, salah satu tempat wisata terbaik di Indonesia.
Tana Toraja memiliki kekhasan dan keunikan dalam tradisi upacara pemakaman yang biasa disebut Rambu Tuka. Di Tana Toraja mayat tidak di kubur melainkan diletakan di Tongkonan (rumah adat) untuk beberapa waktu. Jangka waktu peletakan ini bisa lebih dari 10 tahun sampai keluarganya memiliki cukup uang untuk melaksanakan upacara yang pantas bagi si mayat. Setelah upacara, mayatnya dibawa ke peristirahatan terakhir, di dalam gua atau dinding gunung. Tengkorak-tengkorak itu menunjukan pada kita bahwa mayat itu tidak dikuburkan tapi hanya diletakan di batuan, atau dibawahnya, atau di dalam lubang. Biasanya, musim festival pemakaman dimulai ketika padi terakhir telah dipanen, umumnya di akhir Juni atau Juli, dan paling lambat bulan September.
Untuk menuju kesana bisa dilakukan dengan beberapa alternatif perjalanan. Jika menggunakan perjalanan udara, dimulai dari lapangan terbang Hassanudin, Makasar, diteruskan ke lapangan terbang Rantepao didekat Makale, 24 km arah selatan Rantepao dan dari sana akan ada layanan bus ke kota.
Sementara untuk perjalanan darat dari Makassar ke Rantepao bisa tiap hari dengan menggunakan bis, memakan waktu perjalanan selama kurang lebih delapan jam termasuk istirahat untuk makan. Tiket harus dibeli di kota, tapi berangkat dari terminal bis Panaikan, 20 menit keluar dari kota dengan menggunakan bemo. Bis ini biasanya pergi pada pagi hari ( jam 7 pagi), siang hari ( jam 1 siang) dan pada malam hari (jam 7 malam). Biasanya bis yang berangkat disesuaikan dengan jumlah penumpang.
Perjalanan bisa juga ditempuh dari laut dengan menggunakan kapal yang berhenti di pelabuhan Pare-Pare. Dari situ dilanjutkan dengan bus mini ke Rantepao, selama kurang lebih tiga jam perjalanan.

No comments: