Berbicara tentang kopi, membawa memori saya untuk sejenak
bernostalgia. Tentang kebun kopi yang dipunyai almarhum kakek saya, Yesaya
Akas, yang terletak di Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
Walaupun tak luas, tapi kebun kopi itu cukup membawa kenangan. Setidaknya
ketika musim tanaman kopi berbunga, yang akan menyeruakkan bau harum yang luar
biasa. Rasanya hidung saya masih bisa membaui keharuman itu. Meskipun peristiwa
itu sudah terjadi puluhan tahun yang lalu.
Belum lagi ketika masa panen. Saya dan para sepupu,
dengan riangnya membantu pekerja yang memetik kopi. Biji-biji yang matang, dan
berwarna merah, menjadi rebutan. Dan namanya saja kanak-kanak. Alih-alih
membantu pekerjaan, justru malah menjadi sebuah permainan. Itulah anak-anak.
Segala sesuatu bisa menjadi permainan yang menyenangkan.
Kembali lagi tentang kopi. Senyatanya, saya juga tidak
tahu, jenis kopi apa yang ditanam oleh kakek. Entah robusta, arabika atau kopi
jawa (kata orang-orang yang bekerja di kebun dulu). Yang jelas, saya hanya
tahu, biji kopi itu kemudian dijemur. Ketika sudah kering kulitnya dikupas,
sehingga tertinggal bijinya yang berwarna coklat. Biji itu disangrai serta
ditumbuk lalu diayak. Dan jadilah bubuk kopi. Itu saja.
Kalau mau merunut sejarahnya, perjalanan kopi sendiri sangatlah
panjang. Sebetulnya kopi ditemukan secara tak sengaja. Diperkirakan penemuan
kopi terjadi di tahun 800 SM. Ada pula literatur yang menyebut 850 SM. Seorang
penggembala bernama Khalid dari Abyssinia, mengamati kambing gembalaannya
terjaga hingga matahari terbenam, setelah mereka makan buah sejenis buah berri.
Ia pun kemudian mencoba memasak dan memakannya. Dari situlah kemudian kebiasaan
itu berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika.
Budidaya kopi sendiri baru berlangsung pertama kalinya di
tahun 1000 SM, setelah saudagar dari Arab membawa biji kopi ke Timur Tengah.
Tahun 1475 dibuka kedai kopi pertama di dunia, bernama Khiva Han, yang
berlokasi di Konstantinopel.
Perkembangan kopi di Indonesia bermula di tahun 1696,
yang dibawa masuk ke Batavia oleh komandan pasukan Belanda Adrian Van Ommen
dari Malabar, India. Jenis kopi arabika itu ditanam di kawasan yang sekarang
ini Pondok Kopi Jakarta Timur. Namun sayangnya semua tanaman itu mati karena
banjir. Tahun 1699 didatangkan lagi, yang kemudian di kembangkan di Priangan.
Hasil kopi tersebut kemudian menjadi komoditas dagang
yang sangat diandalkan oleh VOC. Sebutan Kopi Jawa pun menjadi primadona di
arena perdagangan Eropa. Dan Hindia Belanda menjadi perkebunan kopi pertama di
luar Arab dan Ethiopia. Sampai pertengahan abad 19, kopi jawa masih menjadi
kopi terbaik di dunia. Kopi jawa menjadi barang komersial selama kurang lebih
175 tahun, yang perdagangannya dimonopoli oleh Belanda.
Karena serangan penyakit karat, banyak tanaman kopi yang
mati. Yang bertahan hanyalah yang hidup di dataran tinggi dengan ketinggian di
atas 1000 dpl. Untuk menggantikannya Belanda mendatangkan jenis kopi liberika.
Tapi jenis ini pun tak tahan penyakit, dan tidak diterima pasar karena rasanya
yang terlalu asam.
Tahun 1900 barulah didatangkan jenis robusta. Kopi ini
lebih tahan penyakit, pemeliharaannya jauh lebih mudah dan produksinya jauh lebih
tinggi. Jenis robusta pun berkembang lebih cepat hingga mengalahkan arabika.
Terutama di daerah yang punya ketinggian dibawah 1000 dpl.
Sementara itu, sekarang ini ada jenis kopi yang punya
harga jual tertinggi di dunia. Yaitu kopi luwak. Yang merupakan subvarietas
dari arabika dan robusta. Dan ini diklaim sebagai kopi asli Indonesia. Harga
yang mahal itu diapresiasi dari rasanya yang unik.
Sejatinya kopi luwak merupakan kopi jenis arabika yang
telah dimakan oleh binatang luwak,sejenis musang. Biji kopi yang tidak tercerna
itu pun dikeluarkan bersama dengan kotoran. Karena lama berada di dalam
pencernaan luwak, biji kopi mengalami fermentasi. Inilah yang membikin rasa
kopi menjadi unik.
Terlepas dari rasanya, kopi mempunyai banyak manfaat.
Diantaranya mencegah stroke dan penyakit jantung, mencegah kanker dan diabetes,
mencegah resiko kanker mulut dan melindungi gigi, mengurangi rasa sakit, dan
mengatasi perubahan suasana hati atau depresi.
Tentunya kopi memberikan manfaat maksimal jika dikonsumsi
sesuai dengan ukuran. Dalam sehari tak boleh lebih dari dua cangkir. Mari kita minum kopi……(***)
Kopi bersanding pisang goreng. Pasangan yang serasi |
No comments:
Post a Comment