Saturday, October 29, 2011

Selamat Datang Nak

(curahan hati seorang bapak)




Selamat datang di duniaku, Nak
Hirup nafas pertamamu dalam-dalam
dan lepaskanlah
Rasakan sakitnya,
dengan tangismu yang lantang
Jangan takut hadapi hidup, Nak
Karena Bapak akan selalu disisimu.
dan Tuhan senantiasa menyertaimu.
Ayo, tempuh harimu
dengan tawamu yang renyah
dan tanpa beban itu..
dan buatlah siapapun bangga
akan hadirmu....

Duh Gusti,
Terima Kasih atas berkat luar biasa ini
Ijinkan kami merawatnya…
Dan menjaganya…
Semoga kami mampu menatanya
Seperti apa yang Kau minta…….

Franciscus Radcliff Bramantyo Akas.
Panjang banget ya namanya. Tapi biar aja. Aku bangga kok menyematkan nama itu padanya. Sebangga harapan yang kusandangkan padanya.
Nama Franciscus, sama persis dengan namaku. Diambil dari nama Santo Franciscus de Sales, yang seorang penulis dan pujangga gereja. Harapanku lewat nama ini, mungkin nanti dia bisa menjadi penulis yang jauh lebih hebat dari Bapaknya yang katrok nggak maju-maju. Ah, tapi itu kan cita-citaku. Biar aja deh, nanti dia mau jadi apa. Biar dia sendiri yang akan menentukan.

Sedang Radcliff, mungkin alasan pengambilan nama ini diawali dari pesan kakeknya, Yohannes Baptista Matrokim dan neneknya, Maria Yosephine Sirep Winarti, yang ingin memberikan sentuhan R pada nama anak cucunya. Maka, jadilah R yang kusandangkan ini, menemani kata Radcliff. Sebuah nama yang merupakan serapan dari budaya barat yang berarti bersungguh-sungguh melakukan sesuatu, cerdas, berjiwa petualang, dapat diandalkan, bertanggung jawa, optimis, jujur, memiliki kemampuan berbicara yang bai, selalu diberkati, rela berkorban, penyayang, memiliki moral yang tinggi. (Duh, panjang banget nak, arti namamu. Semoga nanti pun kamu juga tidak merasa ke ‘berat’ an dengan nama itu).

Sedang Bramantyo, mungkin ini adalah cita-citaku sejak dulu. Ada dua nama yang selalu ingin aku sematkan bila aku nanti punya anak (bila laki-laki). Yaitu Bimo, atau Bramantyo. Untuk dua nama ini, aku nggak akan mencoba mencari tahu apa artinya, karena memang aku suka. Sebenarnya Bimo yang jadi pilihan yang pertama. Tapi karena anaknya teman-temanku juga banyak yang diberi nama Bimo, ya udah, nggak jadi aja. Makanya, Bramantyo yang kujadikan pilihan. Terus kalau seandainya cewek? Ahh nggak ah. Biar aja ini jadi misteri. Toh, anakku yang cewek juga belum lahir. Jadi nanti saja, pilihan nama itu aku sebut.

O ya, tadinya nama Bramantyo sempat juga ditafsirkan memiliki arti amarah. Kata tetangga di Jombang, bisa jadi nama itu jelek. Tapi masa sih? Ternyata nggak juga. Di kamus arti nama bayi disebutkan kalau Bramantyo itu berasal dari bahasa Jawa yang artinya semangat, atau Bram yang juga berasal dari bahasa Indonesia yang artinya gagah perkasa. Nah, tetep keren khan.
Terakhir, nama Akas. Mungkin, kalaupun aku seorang egois, akan berlebihan bila kita juga tak peduli dengan perasaan orang lain, dalam hal ini istriku. Kebetulan, istriku punya nama keluarga yang sudah cukup punya pohon silsilah yang panjang, yaitu marga Akas. Sebenarnya, sebagai pihak perempuan, istriku, Puji Wismaningtyas Akas, juga tak pernah memaksaku untuk menyematkan nama Akas buat anakku ini. Tapi, betapa egoisnya aku, bila masalah patrilinear yang selama ini mengungkung masyarakatku itu aku pegang teguh. Toh, secara urutan silsilah, aku juga tak punya nama keluarga. Jadi rasanya nggak berlebihan dong bila aku pun juga mengalah dan mempersilahkan anakku untuk menyandang nama Akas juga di dalam namanya. Siapa tahu, hal itu juga yang akan mempertemukannya dengan saudara-saudaranya kelak.

Bram lahir tanggal 16 Januari 2011, jam 02.20 pagi, dengan berat 2,85 kg dan panjang 47 cm.

Sumpah Pemuda


Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku
Bertanah air satu, Tanah Air Indonesia

Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku
Berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia

Kami Putra dan Putri Indonesia,
Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia