Wednesday, February 10, 2010

Ada Ceria di Bawah Kolong Suramadu

 
  
 

Hari Minggu di pertengahan bulan Januari. Karena harus menemani suami memotret profil jembatan Suramadu, akhirnya kita sepakat untuk akhir pekan itu tidak pulang, baik ke Malang ataupun ke Jombang. Maka jadilah, sepulang misa pagi itu kami meluncur kesana.

Jembatan Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura. Dulunya sebelum jembatan ini selesai dibangun, jika akan bepergian ke Madura harus naik kapal feri dulu untuk menyeberangi Selat Madura. Dengan adanya jembatan ini setidaknya waktu yang dibutuhkan untuk sampai di Pulau Madura lebih cepat. Alasannya karena tidak menunggu antrean di penyeberangan, yang seringkali membutuhkan ekstra kesabaran tersendiri.

Untuk mencapai jembatan Suramadu itu, kita harus melalui jalanan lama yang sudah didesain baru, yaitu Jalan Kedung Cowek. Kalau dulu jalan ini ukurannya tidak seberapa lebar, sekarang sudah menjadi empat jalur. Daerah yang dulunya banyak didominasi oleh tambak itu kini makin ramai dengan lalu lalang kendaraan yang hendak menyeberang. 

Kehadiran jembatan Suramadu tidak hanya mengubah wajah jalanan. Bahkan di kolong jembatan yang berbatasan dengan laut, setidaknya juga berubah. Betapa tidak. Banyak orang berdatangan, terutama di sore hari, untuk melihat kemegahan dan keanggunan jembatan itu walaupun hanya dari tepi laut. Tak pelak di kolong itupun seolah terbentuk komunitas baru.

Para ’pengusaha kecil’ yang punya naluri bisnis tajam pun tak melewatkan momen itu. Maka jadilah, kolam pemancingan ikan dari plastik digelar. Di sebelahnya ada yang menawarkan kacang dan jagung rebus. Sementara di jajaran berikutnya ada warung kopi yang hanya dilengkapi meja dan bangku panjang sangat sederhana. Belum lagi pedagang mainan anak-anak yang tak mau ketinggalan menggelar asetnya.

Tak hanya itu. Di pinggiran daratan yang berbatasan dengan laut juga didirikan warung-warung. Pengunjung pun seolah dimanjakan dengan tempat lesehan yang nyaman, walaupun kemasannya sangat sederhana, untuk dapat menikmati lautan dengan latar belakang jembatan itu. Penganan yang dijual pun tak lepas dari makanan yang umum ditemui, seperti mi ayam dan bakso serta aneka minuman.

Bila air sedang surut, banyak pengunjung, terutama mereka yang mengajak anak-anak, turun ke laut bermain air. Anak-anak itu pun dengan ceria berlarian mengejar ombak. Ada pula yang asyik mengumpulkan cangkang kerang. Yang lain lebih tertarik mengamati kehidupan rajungan dan seekor mimi yang sudah mati. Kolong jembatan itu pun bisa berfungsi sebagai sarana hiburan yang murah dan setidaknya mendidik. Tapi ketika air sedang pasang, lebih baik dipertimbangkan kembali ketika hendak turun bermain di air. 

Menghabiskan sore hari di kolong Suramadu bisa menjadi alternatif refreshing ketika uang di kantong sedang cekak. Karena untuk sampai disini tidak memerlukan tiket masuk. Hanya perlu duit seribu rupiah untuk bayar penitipan motor.    
 
 

Jembatan Suramadu

Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, yang menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya di timur Kamal).

Jembatan ini mempunyai panjang 5.438 meter, dan saat ini tercatat sebagai jembatan yang paling panjang di Indonesia. Sementara lebarnya 30 meter dan tinggi 146 meter.

Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 20 Agustus 2003, dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 10 Juni 2009.

Konstruksi dimulai pada 20 Agustus 2003 itu. Pada bulan Juli 2004, sebuah balok runtuh dan menewaskan seorang pekerja serta melukai sembilan orang lainnya. Pengerjaan jembatan itu sempat berhenti di akhir tahun 2004 karena kurangnya dana. Tetapi dimulai kembali pada bulan November 2005. Span utama dan jembatan dihubungkan pada tanggal 31 Maret 2009 dan jembatan baru dibuka untuk umum pada 10 juni 2009. Hanya dalam seminggu setelah pembukaan, ditemukan bahwa mur dan baut serta lampu penerangan banyak yang hilang karena dicuri.

Untuk melintasi jembatan ini dikenakan tarif tol. Untuk kendaraan roda empat dipungut bayaran Rp 30.000,00. Sementara untuk roda dua hanya Rp 3.000,00. Di sepanjang jalan tol tersebut, pengguna jalan tidak diperbolehkan berhenti di tengah jalan.